Reportase jakarta.com, Jakarta. Dalam Rangka Haul ke-2 Mengenang Wafatnya, Alm Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie Presiden ke-3 Republik Indonesia. Sabtu, 18 September 2021.
Dalam haul tahun ke-2 wafatnya putra terbaik bangsa Bapak BJ.Habibie, saya sebagai ketum IABIE yang merupakan berhimpunnya anak-anak intelektual beliau serentak memanjatkan doa Kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam untuk beliau disisi Nya.
Presiden ketiga RI BJ Habibie telah wafat pada Rabu (11/9/2019), pukul 18.05 setelah dirawat di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat. Bangsa Indonesia telah kehilangan putra terbaiknya yang sepanjang hayatnya telah berjuang keras melebihi tugasnya demi kemajuan Indonesia.
Dalam situasi Indonesia yang sekarang ini rakyat merindukan sosok BJ.Habibie.
Acara haul seperti ini adalah ruang rindu anak bangsa terhadap kemajuan negaranya. Habibie adalah simbol manusia Indonesia yang berusaha keras dan cerdas untuk menggapai kemajuan bangsamua ditengah ketatnya persaingan global.
Warga bangsa yang gandrung kemajuan bangsanya senantiasa merindukan petuah dan pidato BJ Habibie, merindukan gagasan dan pemikiraanya, dan ingin mereguk spirit dan kebesaran jiwa putra Indonesia bagian timur itu.
Masih terngiang pidato-pidato beliau dengan semangat memberikan motivasi bagi kita semua dan selalu inspiratif.
Presiden ketiga, Bacharuddin Jusuf Habibie, dilahirkan pada 25 Juni 1936 di Parepare, Sulawesi Selatan. Menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada 21 Mei 1998.
Sepanjang hayatnya BJ Habibie selalu bersemangat memikirkan masalah SDM bangsa. Begitu detailnya mencetak SDM unggul untuk pembangunan nasional.
Bahkan Eyang Habibie selalu membaca dan membubuhkan tanda tangan dan memberikan catatan kaki pada setiap laporan semester dari para mahasiswa anak didiknya. Hal itu merupakan fenomena luar biasa mengingat kesibukan dirinya sebagai seorang pemimpin bangsa.
Dengan berbagai cara pembiayaan, Eyang Habibie berusaha mencetak SDM kelas dunia. Jika bangsa Indonesia konsisten menjalankan pengembangan Iptek dan melakukan industrialisasi sesuai yang telah digariskan oleh Habibie dalam strategi dan transformasi, niscaya negeri ini setara dengan negara maju.
Dalam hal daya saing SDM bangsa, sejak awal 80-an Eyang Habibie telah melakukan investasi bangsa yang sangat berharga yakni pemberdayaan kapasitas otak manusia Indonesia. Secara biologis otak manusia volumenya sekitar 1.200 hingga 1.500 centimeter kubik dengan berat otak rata-rata pada
manusia dewasa adalah 1,4 kilogram. Ternyata otak manusia terdiri dari 100 miliar sel yang membentuk satu triliun sambungan berupa neurotransmitter.
Teori dan strategi pembangunan buah piker BJ Habibie kini semakin terbukti kebenarannya. Teori nilai tambah beliau dan transformasi teknologi dan industri yang dirumuskan oleh beliau ternyata tak lekang oleh waktu. Teori nilai tambah beliau pada dasarnya adalah perekonomian demi mensejahterakan bangsa pada hakekakatnya harus berbasis Iptek dan bukan berbasis menjual bahan mentah semata.
Sudah tepat langkah Presiden Joko Widodo yang baru-baru ini menyebutkan bahwa pemerintah Indonesia berupaya untuk mengubah struktur ekonomi berbasis komoditas menjadi negara industri yang kuat dengan berbasis pada pengembangan inovasi teknologi.Pernyataan itu selaras dan searah dengan konsepsi dan strategi pembangunan oleh Presiden ketiga RI BJ.Habibie.
(Hendra)