REPORTASE  JAKARTA

DENPASAR – Akibat merasa dizolimi, Ayah pemanah muda masa depan Indonesia, RM Gusti Fazli Kertinegoro, bakal menuntut oknum Pengurus PB PERPANI ke Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI). Pasalnya, dengan dizolimi, Gusti Fazli penghuni Pelatnas ini menjadi tidak bisa ikut Kejuaraan Dunia Panahan 2025 (World Archery Championships 2025) yang diadakan di Gwangju, Korea Selatan, 5-12 September 2025 lalu, dan juga terancam tidak dikirimkan ke Sea Games XXXIII 2025, padahal lolos seleksi yang dilakukan secara ketat selama 2 tahap.

“Sebagai orang tua wajar kalau kami menuntut melalui BAKI demi menjunjung tinggi nilai Sportivitas dan tidak membuat atlet menjadi trauma serta hilang kepercayaan publik kepada organisasi PERPANI,” tutur Infithar Fajar Putra, ayah Gusti Fazli di Denpasar, Rabu (8/10/2025). Pria yang juga Sekretaris Umum (Sekum) Pengprov Perpani Bali itu menjelaskan, ada dugaan pihak PB Perpani dalam hal ini oknum, ada pemanah yang diberangkatkan ke Korea Selatan, yang justru yang tidak lolos seleksi nasional (seleknas) malah masuk Pelatnas.

“Dan saat masuk Pelatnas Gusti skor nomor 2 tertinggi dibawah pemanah senior dari Jawa Timur (Jatim). Sedangkan pemanah yang tidak lolos tapi ternyata masuk Pelatnas skornya terbawah,” tegas Fajar Putra. Tak sampai disitu, secara teknis Gusti Fazli juga mengalami hal yang kurang baik. Misal, menjelang Scoring lalu, bowset Gusti diambil oleh Pelatih dari Korea Selatan dan dipressure secara mental.

“Penanggungjawab Pelatnas tak lain oknum Wakil Ketua II PB Perpani. Kami hanya menuntut keadilan, kebenaran dan sportivitas agar tidak hanya terjadi ke Gusti juga kepada atlet-atlet lainnya. Panahan adalah olahraga yang sangat terukur sehingga saya mudah mencari data,” ungkap Fajar Putra.

Selain itu, diduga Wakil Ketua II PB Perpani juga mempengaruhi salah satu dosen UNJ yang juga pengurus PB Perpani. “Awalnya dosen tersebut berpihak kepada Gusti karena dia selain sebagai akademisi juga sebagai praktisi. Jadi mengerti bahwa ada ketidakberesan di Pelatnas Sea Games. Sayangnya sepertinya dosen tersebut cari aman,” demikian Fajar Putra.

Dengan demikian, ayah Gusti Fazli berharap agar BAKI dapat memberikan keadilan dan menyelesaikan masalah ini dengan adil dan transparan. Ia juga berharap agar PB Perpani dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan tidak melakukan kecurangan yang dapat merugikan atlet-atlet lainnya.

Kasus ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan tentang integritas dan profesionalisme PB Perpani dalam mengelola olahraga panahan di Indonesia. Dengan demikian, penting bagi BAKI dan PB Perpani untuk menangani kasus ini dengan serius dan transparan.

(Red/A).

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

toto slot