Reportasejakarta.com — Jakarta, Rapat umum pemegang saham dari PT. BAYU BUANA Tbk.
Jl. Ir. H. Juanda III No. 2
Jakarta Pusat, Jumat 25 Juni 2021.
Gelar Rups yang dipimpin oleh Direktur Independen Bapak Hardy Karuniawan, paparan terkait Kinerja Keuangan: Terkait Covid 19 yang berdampak pada penurunan kegiatan usaha diberbagai sektor bisnis, seperti bisnis penerbangan, restauran, tempat-tempat pariwisata diberbagai belahan dunia. Susunan Dewan Keuangan: dengan adapun yang hadir dalam rapat ini antaralain,
Komisaris Utama : THIO SWAN PO MOY
Komisaris : BO STOMI SUTARMAN
Komisaris Independen : PRSNOWO GUMULIA.

Dari tingkat Direksi:
Yang hadir yaitu, Direktur Utama : AGUSTINUS KASJAYA PAKE SEKO
Ditektur Independen: HARDY KURNIAWAN
Direktur ; KUSUWANDI TAMIN

Adapun sektor pariwisata adalah salah satu sektor yang paling terdampak oleh Covid 19 yang secara massif telah membuat banyak wilayah, banyak negara memberlakukan berbagai pembatasan bagi warga dsn wisatawan seperti karantina , larangan masuk dan lain sebagainya. Hal ini telah berakibat pada pariwisata. Dalam menyikapi kondisi pandemi ini, managemen segera menyusun langkah strategis yang bersifat proporsional serta merekonsialisasi semua langkah yang telah dirumuskan. Kinerja keuangan perseroan secara konsolidasi dapat saya terangkan sebagai berikut;

Perusahaan dalam situasi sekarang ini tidak akan alih bisnis,” tegas Hardy.

Dari hasil laporan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2020 kinerja perseroan memang masih normal. Hanya dibulan April sampai dengan Desember 2020 dampak pandemi sangat terasa sehingga membuat pendapatan Perseroan menurun sangat drastis,” ungkap Hardy selaku Direktur Independent.

Namun situasi ini memang dialami oleh semua Perseroan, jadi bukan disebabkan oleh karena Perseeoan kehilangan nilai komoditinya dihadapan Customer atau Marker.
Tentu untuk jangka pendek kami harus menyesuaikan beban usaha dengan nilai pertambahan…ini untuk jangka pendek., “ujar Hardy.

Untuk strategi jangka panjang, kami juga melakukan devisiasi digitalisasi, dimana kehadiran kami ke customer tidak hanya melalui offline office tapi juga melalui online store. Itu strategi kami untuk jangka panjang,” lanjutnya.

Kami tidak akan beralih bisnis karena, kami masih melihat potensi yang sangat besar di industri pariwisata.
Situasi ini hanya terhambat karena ada PSBB, orang tidak bisa beraktifitas seperti situasi normal.
Kalo kita bicara negara-negara tujuan, destinasi di luar negeri itu juga hampir keseluruhan ditutup.
Kegiatan dan potret file juga berkurang, jadi situasi ini tidak membuat kami untuk berpindah industry, jadi kami tetap akan berada di industry ini hanya mungkin bisa saja kita masuk ke beberapa bisnis yang sifatnya tourism related, jadi kalo masuk ke bisnis yang tidak ada kaitan dengan Pariwisata jawabannya tidak.
Kami tetap setia di Industry Pariwisata,” tutupnya.

(Elisabeth R. S).

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *