Meskipun Kades Dasto sebelumnya telah menghadiri pertemuan mediasi pada hari Rabu, 01/10/2025, bersama rekan-rekan media di Cilacap Barat , pertemuan tersebut dinilai cacat dan tidak tuntas. Alasannya jelas: dua rekan awak media utama dari tim Kasikin yang menjadi korban dugaan pelecehan tidak hadir. Ketidakhadiran kedua jurnalis ini bukan tanpa sebab. Mereka menolak datang karena Dasto selaku Kepala Desa tidak pernah menyampaikan undangan resmi, baik lisan maupun tertulis, kepada keduanya. Fakta ini semakin memperkuat dugaan bahwa kehadiran Dasto pada mediasi tersebut bukan atas dasar kesadaran dan kehendak hati untuk menyelesaikan masalah mendinginkan suasana.” Tuntutan: Maaf Terbuka dan Resmi
Kalangan pers menilai, sikap Dasto yang hanya meminta maaf via telepon dan mengabaikan undangan resmi kepada korban utama, seolah meremehkan fungsi kontrol sosial dan profesi jurnalis. Hal ini semakin menguatkan indikasi bahwa Kades Boja belum memiliki niat sungguh-sungguh untuk bertanggung jawab atas dugaan pelecehan yang telah ia lakukan. Tim awak media menuntut Kades Dasto untuk segera mengambil langkah profesional: mengundang secara resmi dan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka di hadapan kedua awak media yang bersangkutan, sebagai bentuk pertanggungjawaban pejabat publik dan penghormatan terhadap Undang-Undang Pers. Aksi bertele-tele dan tidak profesional ini dikhawatirkan akan memicu reaksi lebih lanjut dari komunitas pers di Cilacap dan berpotensi menyeret kasus dugaan pelecehan ini ke ranah hukum. Tim, JN98/Red”