“Tim F1QR Lanal Lhokseumawe mendapatkan informasi terkait bahwa akan adanya penyelundupan bawang merah ilegal melalui jalur Perairan Alur Air Masin di Aceh Tamiang,” jelasnya. “Berbekal informasi tersebut, tim menyusun rencana guna menindaklanjuti laporan dari masyarakat tersebut dan langsung melakukan pemantauan disekitar perairan yang disinyalir biasa digunakan penyelundup dalam melakukan aksinya,” lanjut Danlanal Lhokseumawe. “Saat melaksanakan patroli, Tim F1QR mendapatkan visual kapal dengan muatan berat menuju Alur Air Masin, selanjutnya tim memberi sinyal dengan cahaya berusaha menghentikan kapal namun kapal tersebut merespon dengan menambah kecepatan sampai dengan kapal mengeluarkan asap tebal. Tim memutuskan melakukan pengejaran dan memberikan peringatan supaya kapal berhenti. Sebelum bisa menjangkau kapal terduga penyelundup, tampak dari kejauhan terlihat beberapa ABK melompat ke boat pemandu yang ada disamping kapal mereka dan langsung memacu kecepatan berusaha untuk melarikan diri. Tidak lama, Tim bisa mendekati dan mendapati kapal bermuatan yang ditinggalkan dalam posisi kandas karena menabrak pohon bakau,” pungkasnya. Dari pemeriksaan awal di lapangan, didapati KM. Arafah GT 15 berbendera Indonesia tanpa ABK, memuat bawang merah tanpa dokumen dengan bobot diperkirakan kurang lebih 25 Ton yang dikemas dalam ratusan karung kecil dan diduga diselundupkan dari Malaysia. Selanjutnya KM Arafah ditarik ke Posmat TNI AL Langsa untuk dilakukan protokol dan menerapkan prosedur tetap dalam penanganan pada masa Pandemi Covid-19 dengan cara melakukan penyemprotan disinfektan kepada kapal serta pemeriksaan muatan untuk mengetahui lebih detail muatan bawang merah sebelum dilakukan penyerahan ke Bea Cukai untuk dilakukan proses lebih lanjut. (Red).
“Tim F1QR Lanal Lhokseumawe mendapatkan informasi terkait bahwa akan adanya penyelundupan bawang merah ilegal melalui jalur Perairan Alur Air Masin di Aceh Tamiang,” jelasnya. “Berbekal informasi tersebut, tim menyusun rencana guna menindaklanjuti laporan dari masyarakat tersebut dan langsung melakukan pemantauan disekitar perairan yang disinyalir biasa digunakan penyelundup dalam melakukan aksinya,” lanjut Danlanal Lhokseumawe. “Saat melaksanakan patroli, Tim F1QR mendapatkan visual kapal dengan muatan berat menuju Alur Air Masin, selanjutnya tim memberi sinyal dengan cahaya berusaha menghentikan kapal namun kapal tersebut merespon dengan menambah kecepatan sampai dengan kapal mengeluarkan asap tebal. Tim memutuskan melakukan pengejaran dan memberikan peringatan supaya kapal berhenti. Sebelum bisa menjangkau kapal terduga penyelundup, tampak dari kejauhan terlihat beberapa ABK melompat ke boat pemandu yang ada disamping kapal mereka dan langsung memacu kecepatan berusaha untuk melarikan diri. Tidak lama, Tim bisa mendekati dan mendapati kapal bermuatan yang ditinggalkan dalam posisi kandas karena menabrak pohon bakau,” pungkasnya. Dari pemeriksaan awal di lapangan, didapati KM. Arafah GT 15 berbendera Indonesia tanpa ABK, memuat bawang merah tanpa dokumen dengan bobot diperkirakan kurang lebih 25 Ton yang dikemas dalam ratusan karung kecil dan diduga diselundupkan dari Malaysia. Selanjutnya KM Arafah ditarik ke Posmat TNI AL Langsa untuk dilakukan protokol dan menerapkan prosedur tetap dalam penanganan pada masa Pandemi Covid-19 dengan cara melakukan penyemprotan disinfektan kepada kapal serta pemeriksaan muatan untuk mengetahui lebih detail muatan bawang merah sebelum dilakukan penyerahan ke Bea Cukai untuk dilakukan proses lebih lanjut. (Red).