pemangku kepentingan. Optimalisasi peran otonomi daerah harus menjadi gagasan yang senantiasa hadir dalam berbagai aspek dan dimensi. Termasuk di kalangan generasi muda bangsa, khususnya seluruh peserta pemilihan Puteri Otonomi Indonesia yang telah ditunjuk wilayahnya masing-masing sebagai duta otonomi daerah,” kata Bamsoet. Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini juga mengajak para finalis Puteri Otonomi Indonesia menjadi Duta Empat Pilar MPR. Bersama MPR, para Puteri Otonomi Indonesia akan memasifkan vaksin ideologi Empat Pilar MPR RI yang terdiri dari Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika kepada masyarakat, khususnya generasi muda. “Kualitas para finalis Puteri Otonomi Indonesia sangatlah bagus. Tidak hanya mengandalkan kecantikan fisik, tetapi juga mempunyai kecerdasan, kesantunan dan perilaku yang baik. Karenanya, mereka sangat layak untuk menjadi Duta Empat Pilar MPR. Membantu mensosialisasikan Empat Pilar MPR RI guna menangkal masuknya ideologi lain seperti radikalisme, ekstrimisme, hingga intoleransi yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” papar Bamsoet. Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menambahkan, para finalis Puteri Otonomi Indonesia harus mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Semangat nilai-nilai Pancasila terbukti mampu mengharmoniskan dan mempersatukan masyarakat Indonesia yang terdiri dari 1.340 suku bangsa, 733 bahasa, menganut 6 agama serta puluhan aliran kepercayaan. “Walaupun Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari 17.504 pulau, 38 provinsi, 7.277 kecamatan, 514 kota/kabupaten dan 83.763 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, namun tidak terjadi perpecahan ataupun perang saudara seperti di beberapa negara lain. Karena apa? Sebab kita memiliki Pancasila yang bisa menyatukan segala perbedaan yang ada,” pungkas Bamsoet. (Larty)
pemangku kepentingan. Optimalisasi peran otonomi daerah harus menjadi gagasan yang senantiasa hadir dalam berbagai aspek dan dimensi. Termasuk di kalangan generasi muda bangsa, khususnya seluruh peserta pemilihan Puteri Otonomi Indonesia yang telah ditunjuk wilayahnya masing-masing sebagai duta otonomi daerah,” kata Bamsoet. Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini juga mengajak para finalis Puteri Otonomi Indonesia menjadi Duta Empat Pilar MPR. Bersama MPR, para Puteri Otonomi Indonesia akan memasifkan vaksin ideologi Empat Pilar MPR RI yang terdiri dari Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika kepada masyarakat, khususnya generasi muda. “Kualitas para finalis Puteri Otonomi Indonesia sangatlah bagus. Tidak hanya mengandalkan kecantikan fisik, tetapi juga mempunyai kecerdasan, kesantunan dan perilaku yang baik. Karenanya, mereka sangat layak untuk menjadi Duta Empat Pilar MPR. Membantu mensosialisasikan Empat Pilar MPR RI guna menangkal masuknya ideologi lain seperti radikalisme, ekstrimisme, hingga intoleransi yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” papar Bamsoet. Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menambahkan, para finalis Puteri Otonomi Indonesia harus mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Semangat nilai-nilai Pancasila terbukti mampu mengharmoniskan dan mempersatukan masyarakat Indonesia yang terdiri dari 1.340 suku bangsa, 733 bahasa, menganut 6 agama serta puluhan aliran kepercayaan. “Walaupun Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari 17.504 pulau, 38 provinsi, 7.277 kecamatan, 514 kota/kabupaten dan 83.763 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, namun tidak terjadi perpecahan ataupun perang saudara seperti di beberapa negara lain. Karena apa? Sebab kita memiliki Pancasila yang bisa menyatukan segala perbedaan yang ada,” pungkas Bamsoet. (Larty)