“Setelah hampir delapan bulan lamanya berada di zona merah. Bekerjasama dengan Forkompimko dan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan), Jakarta Utara terus mencari jalan untuk melawan COVID-19 lewat Cegah, Kendali dan Kelola. Dalam Cegah kami melakukan sosialisasi 3M, kampanye masif di rumah saja dan mengajak masyarakat untuk merubah perilaku. Dalam Kendali kita mengajak masyarakat untuk cepat beradaptasi dengan kebiasaan baru, RW siaga, kampung tangguh, pengawasan juga penindakan, tracing (mencari), testing (menguji) dan isolasi mandiri. Dan yang terakhir Kelola Kita melakukan penguatan peran Satgas di tingkatan RT/RW, tracing (mencari) testing (menguji) treatment (pengobatan) dan yang tidak kalah pentingnya mengedukasi warga,” katanya. Sigit menambahkan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara juga melakukan penanganan COVID-19 dengan menggunakan teknologi.
“Bersama Polres Metro Jakarta Utara kami mengeluarkan aplikasi SEHAD (SEmangat HAdapi coviD) aplikasi tersebut bisa di download oleh seluruh masyarakat Jakarta Utara, nantinya dalam aplikasi tersebut seluruh masyarakat dapat mendata, mengelola, mengawasi dan memonitor masyarakat yang terpapar COVID-19 di wilayah Jakarta Utara,” ungkapnya. Sigit juga mengatakan yang tidak kalah penting adalah pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan COVID-19.
“Segala potensi dilakukan masyarakat Jakarta Utara dengan memaksimalkan seluruh komponen masyarakat. Dengan menggali potensi yang dimiliki masyarakat, semuanya diharapkan mampu berperan serta mencegah penularan COVID-19,” tuturnya. Untuk diketahui, kegiatan dalam upaya melawan dan menghambat penyebaran COVID-19 ini juga menghadirkan nara sumber lain seperti Professor Mikrologi Klinik FKUI Prof. dr. pratiwi Sudarsono. Turut hadir mendampingi Wali Kota Administrasi Jakarta Utara Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Wawan Budi Rohman.
Reporter : Sarwini