REPORTASE JAKARTAMAKASAR — Gerakan Kota Inklusif Makassar resmi diluncurkan pada 8 Mei 2025, sebagai upaya mewujudkan kota yang lebih inklusif dan ramah bagi penyandang disabilitas. Inisiatif ini dipimpin oleh Yayasan Kota Kita dan UNESCO, bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Makassar. Gerakan ini bertujuan mengatasi diskriminasi dalam perencanaan kota dan meningkatkan layanan publik melalui pengumpulan data partisipatif.
Proses pengumpulan data akan berlangsung dari April hingga November 2025, dengan melibatkan 20 orang muda (youth mappers) untuk menjangkau 1.000 penyandang disabilitas di beberapa kelurahan terpilih. Dengan demikian, diharapkan dapat memperoleh data yang akurat dan representatif untuk membangun kota yang lebih inklusif.
Gerakan Kota Inklusif Makassar bertujuan membangun lingkungan perkotaan yang menghormati, memberdayakan, dan menyertakan semua orang. Selain itu, gerakan ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran dan komitmen pemerintah dan masyarakat untuk menciptakan kota yang inklusif dan ramah bagi penyandang disabilitas.
Kemitraan antara Kota Kita dan UNESCO sejak 2017 telah membuahkan hasil yang signifikan. Kedua organisasi ini telah bekerja sama untuk mempromosikan kota inklusif disabilitas melalui pengumpulan data partisipatif. Hasilnya, Makassar telah menerima pengakuan internasional melalui Transformative Urban Mobility Award dan IOPD Award.
Pengakuan internasional ini menunjukkan bahwa Makassar telah membuat kemajuan signifikan dalam mewujudkan kota yang inklusif dan ramah bagi penyandang disabilitas. Dengan gerakan ini, Makassar diharapkan dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam mewujudkan inklusi disabilitas.
Gerakan Kota Inklusif Makassar juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas di Makassar. Dengan demikian, mereka dapat berpartisipasi penuh dalam kehidupan masyarakat dan memiliki kesempatan yang sama dengan warga lainnya.
Dengan gerakan ini, Makassar dapat menjadi kota yang lebih inklusif dan ramah bagi penyandang disabilitas. Kita berharap bahwa gerakan ini dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dan dunia untuk mewujudkan inklusi disabilitas. (red).