Lebih lanjut, Anwar memaparkan bahwa puncak produksi jagung terjadi pada kuartal II 2025 dengan capaian sebesar 1,89 juta ton. Namun, pada kuartal III dan IV terjadi penurunan produksi akibat sejumlah faktor. “Kuartal III agak menurun yaitu 751.422 ton dan kuartal IV terdapat penurunan karena memang berbagai permasalahan seperti iklim, bencana di Sumatera, dan perlu adanya modernisasi peralatan produksi jagung. Karena, setelah kita komunikasi dengan Kementerian Pertanian saat ini baru dialokasikan untuk padi, sehingga mudah-mudahan 2026 modernisasi peralatan ditambahkan ke jagung,” pungkasnya. (Ruth/LR).
Lebih lanjut, Anwar memaparkan bahwa puncak produksi jagung terjadi pada kuartal II 2025 dengan capaian sebesar 1,89 juta ton. Namun, pada kuartal III dan IV terjadi penurunan produksi akibat sejumlah faktor. “Kuartal III agak menurun yaitu 751.422 ton dan kuartal IV terdapat penurunan karena memang berbagai permasalahan seperti iklim, bencana di Sumatera, dan perlu adanya modernisasi peralatan produksi jagung. Karena, setelah kita komunikasi dengan Kementerian Pertanian saat ini baru dialokasikan untuk padi, sehingga mudah-mudahan 2026 modernisasi peralatan ditambahkan ke jagung,” pungkasnya. (Ruth/LR).
