ketimpangan. BPS mencatat per September 2022, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 26,36 juta jiwa, atau setara 9,57 persen dari total populasi. Jika mampu menekan inflasi, maka tahun ini ditargetkan angka kemiskinan dapat diturunkan pada kisaran 7,5 persen hingga 8,5 persen. Di sisi lain, angka ketimpangan atau rasio gini per September 2022 tercatat sebesar 0,381 atau berkurang 0,003 poin dari tahun sebelumnya,” jelas Bamsoet. Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, variabel ketiga yaitu kepemimpinan dan pengaruh Indonesia di pentas global. Bangsa Indonesia patut bersyukur sukses menjalankan Presidensi G20 tahun lalu dan saat ini Indonesia dipercaya mengemban amanah sebagai Ketua ASEAN. Kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia juga tercermin dari pengakuan komunitas global yang memandang Indonesia sebagai salah satu negara tersukses mengatasi pandemi Covid-19, dan sebagai titik terang perekonomian di tengah muramnya wajah perekonomian dunia. Terkait daya saing sumberdaya manusia, merujuk pada data Bank Dunia, human capital index Indonesia tahun 2022 masih berada di urutan 130 dari 199 negara. Sebagai pembanding, BPS mencatat indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia tahun 2022 mencapai 72,91 atau meningkat 0,86 persen dibanding tahun sebelumnya. Meskipun demikian, ancaman resesi global dan kenaikan inflasi menyebabkan proyeksi IPM akan mengalami penyusutan hingga 0,32 persen. “Variabel sasaran yang terakhir, yaitu penuruan emisi gas rumah kaca. Sepanjang tahun 2019 hingga 2022, capaian penurunan emisi Indonesia selalu berhasil melampaui target yang ditetapkan. Diharapkan, tahun pada tahun 2030 kita mampu menurunkan emisi gas rumah kaca,” terang Bamsoet. Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini juga mengapresiasi kiprah Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) yang telah menjadi Kampus Pelopor Benteng Pancasila. Antara lain dengan menghadirkan enam rumah ibadah di lingkungan kampus UNS, yakni Masjid, Gereja Protestan, Gereja Katolik, Vihara, Pura, dan Klenteng, Prodi S1 dan S2 PPKN, Mata kuliah PPKN, Mata Kuliah Pancasila, Pusat Studi Pengamalan Pancasila, serta Tim Panja Pancasila. “Melalui Pusat Studi Pengamalan Pancasila, UNS bisa melakukan kajian mendalam terhadap berbagai hal yang menyangkut implementasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dam bernegara. Misalnya, apakah sistem pemilihan langsung sudah sesuai dengan semangat Sila ke-4 Pancasila. Maupun mengkaji sejauh mana implementasi pasal 33 ayat 3UUD NRI 1945, bahwa bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat,” pungkas Bamsoet. (Larty).
ketimpangan. BPS mencatat per September 2022, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 26,36 juta jiwa, atau setara 9,57 persen dari total populasi. Jika mampu menekan inflasi, maka tahun ini ditargetkan angka kemiskinan dapat diturunkan pada kisaran 7,5 persen hingga 8,5 persen. Di sisi lain, angka ketimpangan atau rasio gini per September 2022 tercatat sebesar 0,381 atau berkurang 0,003 poin dari tahun sebelumnya,” jelas Bamsoet. Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, variabel ketiga yaitu kepemimpinan dan pengaruh Indonesia di pentas global. Bangsa Indonesia patut bersyukur sukses menjalankan Presidensi G20 tahun lalu dan saat ini Indonesia dipercaya mengemban amanah sebagai Ketua ASEAN. Kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia juga tercermin dari pengakuan komunitas global yang memandang Indonesia sebagai salah satu negara tersukses mengatasi pandemi Covid-19, dan sebagai titik terang perekonomian di tengah muramnya wajah perekonomian dunia. Terkait daya saing sumberdaya manusia, merujuk pada data Bank Dunia, human capital index Indonesia tahun 2022 masih berada di urutan 130 dari 199 negara. Sebagai pembanding, BPS mencatat indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia tahun 2022 mencapai 72,91 atau meningkat 0,86 persen dibanding tahun sebelumnya. Meskipun demikian, ancaman resesi global dan kenaikan inflasi menyebabkan proyeksi IPM akan mengalami penyusutan hingga 0,32 persen. “Variabel sasaran yang terakhir, yaitu penuruan emisi gas rumah kaca. Sepanjang tahun 2019 hingga 2022, capaian penurunan emisi Indonesia selalu berhasil melampaui target yang ditetapkan. Diharapkan, tahun pada tahun 2030 kita mampu menurunkan emisi gas rumah kaca,” terang Bamsoet. Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini juga mengapresiasi kiprah Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) yang telah menjadi Kampus Pelopor Benteng Pancasila. Antara lain dengan menghadirkan enam rumah ibadah di lingkungan kampus UNS, yakni Masjid, Gereja Protestan, Gereja Katolik, Vihara, Pura, dan Klenteng, Prodi S1 dan S2 PPKN, Mata kuliah PPKN, Mata Kuliah Pancasila, Pusat Studi Pengamalan Pancasila, serta Tim Panja Pancasila. “Melalui Pusat Studi Pengamalan Pancasila, UNS bisa melakukan kajian mendalam terhadap berbagai hal yang menyangkut implementasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dam bernegara. Misalnya, apakah sistem pemilihan langsung sudah sesuai dengan semangat Sila ke-4 Pancasila. Maupun mengkaji sejauh mana implementasi pasal 33 ayat 3UUD NRI 1945, bahwa bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat,” pungkas Bamsoet. (Larty).