27/07/ 2023
REPORTASE  JAKARTA JAKARTA – Peristiwa 27 Juli 1996 atau lebih dikenal dengan Tragedi Kudatuli sebuah konflik internal Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Tragedi itu bermula dari penyerbuan pendukung Soerjadi ke kantor DPP PDI Jalan Diponegoro 58 pada 27 Juli 1996. Penyerbuan tersebut pecah hingga berakhir dengan kerusuhan dan menelan banyak korban. Begitu juga dengan kerugian material.Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang baru lima hari dideklarasikan (22 Juli 1996) di gedung YLBHI, dituding sebagai dalang kerusuhan.Mendagri rezim Orde Baru menerbitkan SK yang intinya menyebut PRD beserta ormas afiliasinya sebagai partai terlarang. Para aktivis PRD dan underbownya, yakni Serikat Tani Nasional (STN), Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), Pusat Perjuangan Buruh Indonesia (PPBI), Jaringan Kerja Kesenian Rakyat (Jakker), dan Sarekat Rakyat Indonesia (SRI), diburu. Sejumlah pengurus penting partai berhasil ditangkap, termasuk Ketua Umum PRD beserta 13 orang pengurus dan anggota, dijebloskan ke dalam penjara. Bahkan, sejumlah aktivis lainnya hilang. Kemudian, ada yang muncul dengan testimoni sebagai korban penculikan. Berikut sejumlah tokoh aktivis PRD dan afiliasinya yang diburu rezim Orde Baru paska meletusnya peristiwa Kudatuli.Di antaranya pernah dikejar-kejar, ditangkap, dipenjara, diculik dan disiksa, namun berhasil selamat. 1. Nezar Patria Ia merupakan Sekjen Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) sempat menjadi korban…

Read more
16/05/ 2020
Reportase Exclusive                             Ninoy Karundeng Reportasejakarta.com-Jakarta, Sepak terjang AM Hendropriyono selalu mencengangkan. Tegas. Taktis. Trengginas. Kehidupannya pun sangat berwarna. Nasionalisme menggelegak. Pun juga dia mencintai seni budaya. Dia memiliki basis kualitas personal, pendidikan yang baik, keberadaban budaya yang kuat. Suka membaca dan menulis. Siapa yang memengaruhinya sehingga menjadi seperti sekarang? Termasuk ketidaksukaannya kepada Darul Islam. Bung Karno dan Bung Hatta. Dua tokoh penting yang memengaruhi kehidupannya – di luar ayah dan ibunya! Ya. Ternyata Bung Karno bagi Abdullah Mahmud Hendropriyono adalah inspirator terbesar yang memengaruhi kehidupannya. Secara pribadi AM Hendropriyono kecil sering melihat Bung Karno ketika menonton wayang di Istana Negara, diajak ayahnya Wachyani Mangkuprabowo. Hendropriyono kecil juga sering mengerubungi putra sulung Bung Karno, Guntur Sukarnoputra. Dengan kemampuan oratornya, Guntur tidak masuk dunia politik. Menurut Hendropriyono, rupanya dia memberi jalan kepada adiknya, Mbak Mega untuk meniti di jalur politik. Pertunjukan wayang menyuguhkan hiburan disertai dengan ajaran filsafat Jawa. Bagian yang Hendropriyono paling sukai adalah adegan perang-perangan, dengan suara-suara drum bass besar yang dahsyat. Hendropriyono melihat dari dekat kebiasaan Bung Karno. Kebiasaan Bung Karno menyambangi para penonton bahkan sampai kursi paling belakang. Bung Karno…

Read more