REPORTASE JAKARTA
Laskar Pemuda Melayu Kalimantan Barat menggelar Dialog Aktif dengan tema “Peran Ormas dan Outsourcing dalam Mendukung Harkamtibmas untuk Menunjang Iklim Investasi Ekonomi dan Pembangunan di Kalimantan Barat” di Hotel Ibis Pontianak. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan stabilitas keamanan dan mendukung iklim investasi di Kalimantan Barat. (29/05).
Dialog Aktif ini menghadirkan sinergi lintas sektor, termasuk ormas, perusahaan leasing, jasa outsourcing, serta unsur pemerintah dan aparat penegak hukum. Kegiatan ini dibuka oleh Drs. Manto, (tautan tidak tersedia), Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Kalimantan Barat, yang menekankan pentingnya kolaborasi antara masyarakat sipil dan negara.
Dialog Aktif ini menghadirkan sejumlah narasumber strategis, termasuk Elik Murtopo, S.H., M.H., Hakim Ad Hoc Pengadilan Tinggi Pontianak, AKBP Ahmad Munjahid, S.H., Kabag Wasidik Ditreskrimsus Polda Kalbar, dan Dr. Budimansyah, S.H., M.H., akademisi dan pakar hukum pidana. Mereka menyampaikan pandangan dari sisi hukum, keamanan, dan akademik mengenai peran krusial lembaga-lembaga non-pemerintah dalam menjaga ketertiban umum.
Salah satu titik krusial dalam kegiatan ini adalah Pembacaan Deklarasi Sikap Gabungan yang dipimpin oleh tokoh-tokoh penting. Deklarasi tersebut menegaskan penolakan terhadap segala bentuk intimidasi dan kekerasan, komitmen menjalankan tugas sesuai aturan hukum dan SOP yang berlaku, dan dukungan terhadap Polri dalam menjaga harkamtibmas dan stabilitas daerah.
Ketua Panitia, Ir. Hery Syamsuri, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi ruang konsolidasi dan refleksi strategis. “Ini bukan hanya dialog, tapi penguatan komitmen bersama untuk membangun Kalbar yang aman dan inklusif,” ujarnya.
Melalui forum ini, Laskar Pemuda Melayu Kalbar menegaskan bahwa stabilitas dan pembangunan daerah hanya dapat dicapai dengan kolaborasi aktif seluruh elemen bangsa. Kalimantan Barat, dengan segala potensinya, membutuhkan ekosistem sosial yang harmonis, aman, dan pro-investasi.
Kegiatan ditutup dengan suasana nasionalisme yang kental lewat prosesi menyanyikan lagu kebangsaan, dipimpin oleh dirigen Deviana, menandai semangat kolektif untuk menjaga persatuan dan keamanan.
(Red).