Reportase Jakarta – Ketua Umum Gerakan Pendidikan Indonesia Baru (GPIB), Ir. Agung Karang, tampil penuh semangat dan inspiratif dalam peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025, yang digelar di Tavia Hotel, Jakarta, Kamis 26 Juni 2025. Dalam momen bersejarah itu, Agung Karang menegaskan pentingnya memobilisasi gerakan anti narkoba melalui jalur pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, baik bagi pendidik maupun pelajar.

Sebagai tokoh nasional yang konsisten memperjuangkan kualitas pendidikan, Agung Karang menyatakan tekadnya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai pencegahan narkoba dalam ekosistem pendidikan nasional. “Sekolah bukan sekadar tempat belajar akademik, tapi juga ruang pembentukan karakter. Dan karakter itu tidak boleh kompromi terhadap narkoba,” tegasnya di hadapan peserta seminar.

Merangkul Tokoh-Tokoh Strategis untuk Gerakan Kolektif

Dalam gerakannya, Ir. Agung Karang secara intens merangkul dan bersinergi dengan para tokoh nasional lintas institusi yang turut menjadi narasumber dalam Seminar Nasional bertema “Generasi Muda Indonesia Emas, Sehat dan Berprestasi Tanpa Narkoba”.

Tokoh-tokoh tersebut antara lain:

Laksamana Pertama TNI (KH) Dr. Dwi Hartono
(Tenaga Ahli Pengkaji Madya Lemhannas RI)

Kombes Pol Heru Suprihasto, SH, MH
(Perwira Menengah Polri dan eks Kepala BNN Kota Bengkulu)

Dr. Ilyas Indra, SH, MH
(Ketua Umum Perkumpulan Pengacara Syariah dan Hukum Indonesia)

Dik Dik Kusnadi,BCA, IP, S.Sos, MM

Prof.DR.H Fachrudin Arbah, M.Pd
Guru Besar & Dosen UNJ

Kelimanya tersebut merupakan tokoh-tokoh strategis yang telah terbukti aktif mengawal isu-isu kebangsaan, penegakan hukum, dan perlindungan generasi muda dari jerat narkoba.

> “Kita harus bekerja lintas sektor. Pendidikan, keamanan, hukum, media—semua punya peran. Tidak ada satu lembaga pun yang bisa melawan narkoba sendirian,” ujar Agung Karang dengan penuh semangat.

 

Pendidikan sebagai Jantung Pencegahan

Dalam pernyataannya, Ir. Agung Karang mengungkapkan bahwa dunia pendidikan adalah kunci jangka panjang dalam penanganan narkoba, terutama untuk generasi muda ke depan.

> “Kalau kita ingin menghentikan narkoba, jangan hanya bicara penindakan. Kita harus mulai dari meja belajar anak-anak kita. Pendidik harus paham, siswa harus diberdayakan, dan sekolah harus didukung untuk jadi benteng peradaban,” tuturnya.

 

GPIB, sebagai organisasi yang lahir dari semangat reformasi pendidikan, berkomitmen untuk mengarusutamakan kurikulum kesadaran anti narkoba secara sistematis, kolaboratif, dan berkelanjutan di seluruh jenjang pendidikan.

Harapan di Momen HANI: Momentum Kebangkitan

Terkait momen peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI), Ir. Agung Karang menyampaikan harapannya agar peringatan ini bukan hanya seremonial, tapi menjadi titik balik kesadaran nasional.

> “Saya berharap, momen HANI ini membangkitkan kesadaran seluruh anak bangsa, bahwa narkoba adalah musuh bersama. Tidak boleh ada ruang bagi narkoba di sekolah, di kampus, di rumah, bahkan di ruang digital. Inilah panggilan sejarah kita,” ujar Agung Karang.

✊ “Ayo Bangkit, Tolak Narkoba! Jadikan Pendidikan sebagai Benteng Masa Depan!”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

toto slot