REPORTASE  JAKARTA

JAKARTA — Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Nasional, Wilson Lalengke, menyampaikan sebuah renungan penting bagi seluruh anggota grup WhatsApp PPWI Nasional. Dalam pesannya di Grup Nasional, Wilson menyoroti kebiasaan sebagian anggota yang hanya membagikan link berita tanpa membaca pesan dari sesama anggota. Senin (25/8).

Menurut Wilson, fenomena tersebut membuat fungsi grup komunikasi PPWI menjadi pincang. Grup yang seharusnya menjadi wadah silaturahmi, komunikasi, dan saling berbagi informasi justru terkesan hanya dipakai sebagai “lapak” membagikan tautan berita.

“Kawan-kawan yang tetap kirim link berita ke grup ini hampir dipastikan tidak membaca pesan antar anggota. Itu artinya grup ini hanya dianggap sebagai tempat membagikan beritanya, bukan berbagi berita,” tegas Wilson.

Ia menekankan, sebagai citizen journalist, anggota PPWI harus meningkatkan literasi dengan cara rajin membaca, termasuk membaca setiap pesan yang masuk. Dengan begitu, komunikasi antar anggota bisa berjalan baik, lancar, dan aman.

Wilson juga mengkritisi sikap sebagian anggota yang tidak menyadari ketika postingan beritanya dihapus oleh admin. Menurutnya, hal itu menjadi bukti bahwa mereka sama sekali tidak membuka grup, hanya memanfaatkannya untuk sekadar mengirim tautan berita.

“Lantas apakah grup ini dianggap sebagai tong sampah belaka??” sindir Wilson dalam pesannya di grup WhatsApp.

Sebagai bentuk evaluasi, Wilson meminta setiap anggota yang membaca renungan ini untuk merespons dengan icon atau emoji apapun. Hal ini menjadi tanda bahwa pesan benar-benar diperhatikan.

Wilson memberi tenggat waktu tiga hari. Jika tidak ada respon, maka nomor anggota tersebut akan dipertimbangkan untuk dipindahkan ke grup umum PPWI, yang lebih terbuka untuk postingan bebas tanpa kewajiban membaca atau merespon pesan dari anggota lain.

Pesan renungan ini bukan sekadar teguran, tetapi juga ajakan agar anggota PPWI Nasional benar-benar memahami makna kebersamaan dalam organisasi.

“PPWI adalah wadah saling membelajarkan, saling mendukung, solid, kompak, kuat, dan kokoh. Maka mari kita jaga bersama, jangan biarkan grup ini hanya jadi tempat buang link berita,” tutup Wilson.

Respon dari para jurnalis muda PPWI lainnya menunjukkan kesepakatan untuk menjaga grup WhatsApp PPWI Nasional sebagai ruang silaturahmi, komunikasi, dan pembelajaran bersama.

“Apa yang disampaikan Bang Wilson itu sangat benar. Grup ini bukan tempat sampah berita. Kita ini jurnalis, seyogyanya tidak hanya mengirimkan berita, tapi juga membaca, memberi masukan, bahkan mengkritisi,” kata Syarif Al Dhin, Jurnalis Muda PPWI dari Sulawesi Selatan.

Dengan respon-respon tersebut, terlihat bahwa para jurnalis senior PPWI se-Indonesia sepakat menjaga grup WhatsApp PPWI Nasional sebagai ruang silaturahmi, komunikasi, dan pembelajaran bersama, bukan sekadar tempat menyalurkan link berita.

Mereka juga sepakat bahwa literasi bukan sekadar menulis, tapi juga membaca, mendengar, dan merespon. Dengan demikian, kualitas sebagai citizen journalist dapat ditingkatkan.

Dalam waktu dekat, diharapkan para anggota PPWI Nasional dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam grup WhatsApp, sehingga fungsi grup sebagai wadah silaturahmi dan komunikasi dapat tercapai.

(LR).

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

toto slot