Diskusi panel terbagi atas beberapa topik utama yang dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Uno sebagai pembicara pada topik Elevating ASEAN Opportunities Prospects, Hurdles, and Crafting a Resilient Future, serta Walikota Bogor
Bima Arya pada topik Global Wellbeing Accord: Advancing the Pursuits of Innovation Through Foreign Policy. Turut hadir duta dari A+YS 2023 yaitu Raline Shah dalam forum yang sama dengan Menparekraf berbagi cerita tentang pentingnya identitas ASEAN di tengah banyaknya pengaruh budaya global. Raline berbagi pengalaman bahwa identitas sebagai warga ASEAN sudah melekat pada dirinya sejak kecil. Mengenyam pendidikan di tiga negara ASEAN berbeda yaitu Indonesia, Singapura, dan Malaysia membentuk kebanggaan sebagai warga ASEAN yang berbeda dari entitas lainnya di dunia. Raline berharap, anak muda bisa terus bangga akan identitasnya sebagai warga ASEAN yang tersebar di 11 negara anggota. Serta tidak lelah dalam menyuarakan upaya menuju masyarakat ASEAN yang harmoni. “ASEAN adalah harapan, ramah, dan indah. Saya lahir di sini dan merasakannya secara langsung. Sebagai wilayah luas, kita membutuhkan generasi muda untuk terus mengadvokasikan apa yang kita pikir benar. Yaitu untuk tujuan mewujudkan masyarakat yang setara dan adil,” ucap Raline. Menyusul, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengapresiasi adanya forum kepemudaan ini. Turut hadir dalam agenda besar KTT ke-43 ASEAN di Jakarta Convention Center (JCC), Menparekraf menuturkan bahwa semangat kolaborasi dan perubahan di ajang A+YS 2023 tidak kalah terasanya dengan atmosfer di JCC. Diskusi Topik Strategis berpacu pada KTT ke-34 ASEAN
Forum A+YS 2023 turut mendiskusikan beberapa topik strategis yang dibicarakan dalam KTT ke-43 ASEAN, seperti lapangan kerja, ekonomi hijau, pemberdayaan, hingga literasi digital. Karenanya, terlibatnya generasi muda untuk mulai fokus pada berbagai isu strategis tersebut adalah angin segar bagi Indonesia dan ASEAN. “Saat kita berbicara tentang ‘ASEAN Matters’, sebenarnya tidak bisa lepas dari ‘Youth Matters’. Forum ini (A+YS 2023) harus kita dukung, dan mendorong generasi muda untuk melakukan aksi nyata. Mulai dari isu aksi iklim ke penciptaan lapangan kerja. Dari pemberdayaan Usaha Kecil dan Mikro Menengah (UMKM) hingga pemberdayaan perempuan,” pungkas Menparekraf. Dengan semangat “Youth takes action” Menparekraf berharap ragam permasalahan kompleks yang dihadapi Indonesia dan ASEAN bisa terselesaikan bertahap. Pada forum selanjutnya, Walikota Bogor, Bima Arya yang turut hadir sebagai panelis menjelaskan bahwa permasalahan global sangatlah kompleks, salah satunya adalah isu kesehatan. Berbagai upaya telah dilakukan selama ia menjabat Walikota Bogor, mulai dari pembangunan ruang ketiga seperti taman kota, hingga penyediaan fasilitas kesehatan dan sanitasi. Bima yakin bahwa kesehatan bisa dimulai dari diri sendiri dan pemerintah bisa hadir dari hulu dengan menyediakan fasilitas yang memadai. “Meningkatkan kualitas dari ruang publik adalah upaya kita juga untuk membentuk perilaku hidup yang lebih sehat bagi seluruh warga,” Ujar Bima. Generasi muda saat ini marak diidentikan sebagai Strawberry Generation, yaitu generasi yang penuh dengan gagasan hebat dan kreatif namun mudah menyerah dan rapuh seperti Strawberry. Karenanya isu kesehatan mental tren isu kesehatan yang marak dihadapi oleh generasi muda. “Saya ingat beberapa bulan lalu berkunjung ke sekolah, dan guru menjelaskan bahwa jumlah murid yang mengunjungi bimbingan konseling jauh lebih banyak saat ini. Di tahun 1991, saya ingat hanya ada 1 murid tiap harinya. Kini hampir 30 murid tiap harinya,” Ungkap Walikota Bogor akan perhatiannya pada kesehatan mental generasi muda saat ini. Bima berpesan bahwa generasi muda yang memiliki pemikiran tangguh harus memiliki semangat serta daya juang yang tangguh. Karenanya, isu kesehatan adalah isu besar dunia, khususnya bagi generasi muda ASEAN melalui kontribusinya mencari resolusi dalam isu kesehatan mental. Forum panel kemudian berlanjut dengan beberapa topik lainnya yang menghadirkan praktisi, pemangku kebijakan, hingga sektor swasta lainnya. A+YS 2023 adalah bukti kontribusi aktif generasi muda dalam menyuarakan gagasan menuju ASEAN yang lebih baik. Generasi muda Indonesia melalui IYD akan terus konsisten menjalankan upaya-upaya positif dalam mengadvokasi isu global kepemudaan. Tentang Indonesian Youth Diplomacy (IYD)
Indonesian Youth Diplomacy (IYD) adalah organisasi pemuda yang berdedikasi untuk memperkuat peran pemuda dalam diplomasi, kerjasama internasional, dan pembangunan berkelanjutan. IYD bekerja sama dengan pemerintah, organisasi internasional, dan pemuda dari seluruh dunia untuk mendorong kolaborasi pemuda dalam menghadapi tantangan global. IYD berkomitmen untuk mewujudkan perubahan positif melalui partisipasi aktif pemuda di tingkat regional dan global. Pada tahun 2023, IYD diamanahkan Pemerintah Indonesia untuk melaksanakan agenda kepemudaan pada tujuh (7) forum internasional. Hingga saat ini, IYD dipercaya untuk memberikan dukungan pada: (1) Keketuaan Indonesia di ASEAN; (2) Keketuaan Indonesia di forum Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turkiye, Australia (MIKTA); (3) Indonesia sebagai Tuan Rumah dari Organization Islamic Cooperation Culture Activity (OICCA); (4) Indonesia sebagai Tuan Rumah dari Forum for East Asia and Latin America Cooperations (FEALAC); (5) Delegasi Indonesia pada Y20 India; (6) Observer pada Y7 Japan; dan (7) Observer pada Africa-BRICS Youth Forum. Dalam pelaksanaannya, selama tahun 2023 IYD akan
mengadakan: 15 kegiatan berskala internasional; 80 roadshow dalam dan luar negeri; melibatkan delegasi dan peserta dari 99 negara dan lebih dari 100 organisasi kepemudaan dunia. (Marlon).